Bila dibandingkan dengan hubungan seksual, seks oral dianggap sebagai
kegiatan seksual yang lebih rendah risikonya. Namun berdasarkan studi
terbaru, seks oral sebenarnya adalah metode populer untuk menyebarkan
infeksi seksual menular.
Berdasarkan studi terbaru yang telah dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine, seks oral merupakan kegiatan seksual yang banyak menyebarkan infeksi menular seksual, seperti sifilis, gonore, klamidia, HPV (Human Papiloma Virus) dan herpes.
"Kabar baiknya adalah, sifilis, gonore dan klamidia merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang dapat disembuhkan. Namun kabar buruknya, HPV dan herpes tidak dapat disembuhkan dan merupakan IMS yang sangat umum menular melalui seks oral," jelas J. Dennis Fortenberry, M.D., profesor di Indiana University’s School of Medicine, seperti dilansir Menshealth.
Human Papiloma Virus (HPV) merupakan salah satu penyebab kanker serviks atau leher rahim, yang belakangan diketahui bisa menular melalui seks oral. Virus ini bisa diyakini memicu kanker lidah, kanker leher maupun kanker tenggorokan.
Apa yang harus dilakukan?
Jika ingin mencoba seks oral dengan pasangan, pastikan bahwa tubuh dalam keadaan bersih. Jika Anda pasangan baru, dianjurkan untuk menggunakan kondom atau bendungan gigi (lateks tipis yang melapisi mulut) untuk melindungi sekresi dan mencegah infeksi.
Selain itu, pastikan Anda berdua benar-benar sehat (tidak terinfeksi IMS) sebelum melakukan aktivitas seksual, bisa dengan melakukan pengujian secara rutin pada bagian kelamin dan rongga mulut.
"Banyak klinik hanya menguji alat kelamin. Jadi, jika Anda diuji, misalnya gonore atau klamidia, tes dari alat kelamin tidak akan mengatakan satu hal tentang apakah ada infeksi di tenggorokan," jelas Fortenberry.
Terlebih lagi, IMS oral sebagian besar tidak menunjukkan gejala. Dan karena banyak orang tidak menyadarinya, perlu dilakukan pengujian secara oral. Cari tahu apakah Anda berisiko dengan melakukan pengujian dengan menggunkan sampel air liur.