Ini adalah ide yang ramah lingkungan dengan menggunakan botol bekas dari minuman ringan. Kerajinan tangan dari botol bekas bisa dijadikan berbagai barang yang bermanfaat, dan dapat digunakan untuk menghias rumah atau kantor Anda. Kami tidak membahas satu per satu tentang cara membuat kerajinan tangan dari botol bekas ini, tetapi kami kumpulkan foto-foto kerajinan tangan dari botol bekas dengan harapan dapat memberikan ide dan inspirasi tambahan untuk Anda.
Ternyata kerajinan tangan dari botol bekas
banyak sekali dapat menjadi barang-barang baru yang bermanfaat. Selain
ikut menjaga lingkungan hidup, bila anda tekuni kemungkinan bisa menjadi
alternatif penghasilan tambahan untuk Anda.
Dikutip dari http://kisahnabi5.blogspot.com/ - Berikut ini kisah nabi Muhammad SAW,
ketika cahaya tauhid padam di muka bumi, pada saat itu hanya tersisa
sedikit sekali orang-orang yang bertauhid dan yang masih mempertahankan
nilai-nilai ajaran tauhid. Allah SWT, maka berkehendak dengan
rahmat-Nya yang mulia untuk kemudian mengutus seorang rasul di
tengah-tengah kehidupan. Beliau adalah matahari para nabi, kedatangan
Nabi tersebut adalah sebagai bukti terkabulnya doa Nabi Ibrahim as
kekasih Allah SWT, dan sebagai bukti kebenaran berita gembira yang
disampaikan oleh Nabi Isa as.
Mukjizat nabi Muhammad SAW yang
pertama adalah mukjizat yang terdapat pada kepribadiannya dan
pemikiran-pemikirannya. Itulah yang menjadi mukjizatnya yang terbesar
setelah Al-Qur'an; itu adalah bangunan ruhani yang tinggi di mana beliau
mampu menahan penderitaan di jalan Allah SWT. Dalam menegakkan kebenaran, beliau memikul berbagai macam rintangan. Nabi Muhammad SAW melaksanakan amanat yang diembannya secara sempuma dan dengan sebaik mungkin. Hal yang indah yang dikatakan tentang mukjizat nabi Muhammad SAW setelah
diutusnya beliau adalah bahwa beliau tidak mempunyai mukjizat selain
usaha membebaskan akal: tanpa memiliki kekuatan luar biasa selain
membebaskan pikiran, tanpa dalil selain kalimat Allah SWT. Sedangkan
nabi Isa bin Maryam telah berdakwah dan mengajak manusia untuk
menciptakan kesamaan, persaudaraan, dan cinta kasih di antara mereka,
namun nabi Muhammad saw
diberi karunia untuk mewujudkan persamaan, persaudaraan, dan cinta
kasih di antara orang-orang mukmin di tengah-tengah kehidupannya dan
setelah kehidupannya. Ketika Nabi Isa mampu menghidupkan orang-orang yang mati dan mengeluarkan mereka dari kuburan, nabi Muhammad SAW menghidupkan
orang-orang hidup dari kematian mereka yang tidak pernah mereka sadari.
Itu adalah bentuk kematian yang paling berat. Beliau juga mengeluarkan
mereka dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya ilmu, dan dari
belenggu syirik dan kekufuran menuju dunia tauhid. Sulaiman
sebagai seorang Nabi dan raja mampu memperkerjakan jin untuk mengabdi
padanya, bahkan mereka mampu terbang beribu-ribu mil untuk menghadirkan
singgasana musuh-musuhnya agar mereka semua tercengang terhadap
kemampuannya, sehingga mereka masuk Islam. Namun Nabi Muhammad SAW justru mengabdi kepada Islam hanya sebagai seorang tentara yang sederhana. Nabi Muhammad SAW mengetahui
bahwa ketika beliau lalai sesaat saja dari dakwah di jalan Allah SWT,
maka kesempatannya dalam menyebarkan agama Islam akan hilang. Pada
saat terjadi peristiwa besar dalam peperangan, tiba-tiba azan salat
dikumandangkan, sehingga para pasukan yang berperang mengerjakan salat.
Tidak ada malaikat yang turun untuk melindungi mereka ketika salat atau
mencegah datangnya anak-anak panah dari punggung mereka saat sujud.
Karena itu, hendaklah para pasukan melindungi dirinya sendiri. Para
pasukan mukmin berusaha salat secara bergantian: sebagian mereka salat
dan sebagian mereka bertugas untuk menjaga. Allah SWT berfirman: "Dan
apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu
hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan
dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian
apabila mereka sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah
mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah
datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu
bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap
senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan
sekaligus."(QS. an-Nisa': 102) Selesailah
masalah itu dan tidak adak malaikat yang turun untuk melindunginya dan
menolongnya. Ini adalah masa kematangan akal dan masa keletihan para
nabi dan orang-orang mukmin. Dan sesuai kadar keletihan mereka dalam
menyampaikan ajaran Islam, mereka pun akan mendapatkan balasan yang
besar. Pada zaman para nabi sebelum Nabi Muhammad saw,
mereka menghadirkan mukjizat-mukjizat kepada kaum mereka saat memulai
dakwah, sehingga kaum tersebut mempercayai apa saja yang mereka bawa,
sedangkan nabi Muhammad SAW tidak menghadirkan kepada kaumnya selain dirinya dan ketulusannya. Nabi Muhammad SAW tidak pernah memaksakan seorang pun untuk Beriman. Nabi Muhammad SAW tidak membawa pedang kecuali saat panah yang beracun mendekati jantung Islam dan mengancamnya. Dakwah
para nabi menuntut terjadinya mukjizat demi mukjizat. Ini dikarenakan
masa kekanak-kanakan manusia serta kelemahan akal dan hilangnya panca
indera menuntut rahmat Allah SWT untuk mendatangkan mukjizat yang sesuai
dengan masa turunnya mukjizat tersebut dan budaya masyarakat setempat. Adalah
hal yang maklum bahwa di tengah-tengah penduduk Mekah saat itu tidak
terdapat orang-orang yang cerdas atau orang-orang yang bijak yang mampu
menyerap kata-kata yang baik. Dan kesulitan yang dihadapi oleh Islam
adalah bahwa ia tidak diturunkan pada masa ini saja, tetapi Islam
diturunkan untuk setiap masa hingga akhir jaman.
Allah
SWT mengetahui bahwa manusia telah memasuki masa kematangan berpikir
yang mengagumkan, maka hikmah-Nya menuntut bahwa pernyataan yang pertama
kali disebutkan dalam risalah-Nya adalah "iqra'" (bacalah). Di samping
itu, risalah tersebut mengandung pemikiran yang universal, sistem yang
membangun, dan hukum yang mempesona, serta kebebasan yang diidamkan, dan
manusia yang sempurna. Tanpa mengurangi kehormatan para nabi sebelum nabi Muhammad saw
di mana mereka tidak diutus di masa-masa kematangan pemikiran, tetapi
yang menambah kehormatan Nabi Muhammad saw bahwa beliau diutus di
tengah-tengah masa kematangan berpikir, dan beliau diutus sebelum
datangnya masa ini. Nabi Muhammad SAW memikul
berbagai lipat cobaan yang pernah dipikul oleh para nabi; beliau
berdakwah dengan menanggung berbagai lipat godaan dan cobaan; beliau
mengalami siksaan yang pernah dialami oleh semua para nabi; beliau
mencintai Allah SWT sebagaimana para nabi mencintai-Nya. Allah
SWT memuliakannya ketika beliau mengimami mereka di saat salat pada
saat beliau melakukan Isra' dan Mi'raj. Meskipun demikian, ketika beliau
keluar pada suatu hari menemui sahabat-sahabatnya dan mendapati mereka
mengutamakan para nabi dan mendahulukannya atas mereka, maka beliau
justru menampakkan kemarahan dan wajahnya berubah. Beliau berkata: "Janganlah kalian mengutamakan aku atas Yunus bin Mata." Melalui
pernyataan itu, beliau berusaha meletakkan suatu pondasi pemikiran yang
harus dilalui oleh kaum Muslim di mana para nabi memang memiliki
derajat tertentu di sisi Allah SWT. Boleh jadi ada nabi yang lebih afdal
atau yang lebih mulia daripada yang lain. Siapakah yang menetapkan hal
itu? Tidak ada seorang pun selain Allah SWT. Ada
pun kaum Muslim hendaklah mereka berhenti pada batas tertentu yang
seharusnya mereka berikan berkaitan dengan sopan santun terhadap para
nabi. Selama Allah SWT menyampaikan shalawat kepada rasul sebagai bentuk
penghormatan dan memerintahkan mereka untuk menyampaikan shalawat
kepadanya, dan selama Rasulullah seperti nabi-nabi yang lain, maka
hendaklah mereka juga bershalawat kepada semua nabi tanpa perbedaan,
meskipun pada bentuk shalawat itu sendiri.
Sementara
itu, bayi yang mungil itu yang lahir di Mekah setelah tahun gajah. Lalu
berita tersebut tersebar dengan cepat di sana sini dan sampailah ke
telinga kakeknya bahwa cucunya telah dilahirkan. Abdul Muthalib segera
menuju ke tempat itu dan membawa cucunya yang yatim lalu berkeliling
dengannya di Ka'bah sambil berpikir untuk memberikan namanya. Abdul
Muthalib tidak merasa terpukau dengan nama-nama yang mulai beredar di
benaknya. Ia tampak bingung menentukan nama yang paling tepat buat
cucunya, bahkan kebingungannya itu berlanjut sampai enam hari, sehingga
sang Nabi disunat. Ketika malam telah menyelimuti kawasan Mekah,
datanglah kepadanya suara yang sama yang dulu pernah dilihatnya dan
didengarnya yang memerintahkannya untuk menggali zamzam.
Di
tengah-tengah tidurnya, suara itu membisikkan kepadanya bahwa nama
cucunya berasal dari al-Ham, yang berarti Muhammad atau Ahmad. Orang-orang Quraisy bertanya kepada Abdul Muthalib: "Nama apa yang engkau berikan kepada cucumu?" Abdul Muthalib menjawab sambil mengingat bisikan suara yang didengarnya saat mimpi, "Muhammad." Nama tersebut sebenamya tidak umum di kalangan orang-orang Jahilliyah. Mereka
bertanya, "Mengapa Abdul Muthalib tidak memakai narna-nama
kakek-kakeknya dan nama-nama yang biasa dipakai di kalangan mereka." Abdul Muthalib menjawab: "Aku ingin Allah SWT memujinya di langit dan manusia memujinya di bumi." Nabi Muhammad saw dilahirkan dalam keadaan yatim. Beliau ditinggalkan oleh ayahnya saat beliau masih janin di dalam perut ibunya. Allah SWT berfirman: "Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?" (QS. adh-Dhuha: 6) Allah SWT mendidiknya saat Nabi Muhammad SAW
masih kecil, dan mengujinya dengan keyatiman saat Nabi Muhammad SAW
masih janin serta mengujinya dengan kelaparan sejak masih kecil, dan
dewasa dengan kematian si ibu, saat Nabi Muhammad SAW masih
kecil dengan keterasingan di tengah-tengah keramaian, dan dengan
terjaga di tengah-tengah tidur serta dengan penderitaan demi
penderitaan. Allah SWT telah menyiapkannya sejak usia dini untuk memikul
beban risalah terakhir.