Isi Perut Dapat Menentukan Pikiran dan Suasana Hati

Isi Perut Dapat Menentukan Pikiran dan Suasana Hati



img 
Foto: Thinkstock
Ontario, Ungkapan bahwa logistik pengisi perut dapat menentukan logika berpikir tampaknya bukan sekedar lelucon saat rasa lapar mulai mengusik konsentrasi. Penelitian membuktikan, segala sesuatu di dalam perut benar-benar mempengaruhi kerja otak.

Para peneliti dari McMaster University di Kanada membuktikan, berbagai jenis makanan khususnya yang mengandung probiotik dapat mengubah keseimbangan mikroba alami di dalam perut. Perubahan yang terjadi pada koloni mikroba berdampak pada produksi hormon dan enzim, sehingga mempengaruhi otak.

Pengaruhnya pada otak tidak terbatas pada kemampuan berpikir saja, namun kadang-kadang turut menentukan perilaku dan suasana hati. Dugaan ini cukup berdasar, sebab selama ini para ilmuwan banyak mengaitkan infeksi bakteri di perut dengan perubahan perilaku menjadi lebih gelisah dan mudah stres.

Berbagai jenis infeksi yang memicu gangguan perilaku antara lainirritable bowel syndrome atau sindrom perut sensitif, yang dalam beberapa penelitian banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko autisme. Jadi bukan hanya genetik saja yang berpengaruh, menurut penelitian tersebut autisme juga bisa dipicu oleh infeksi bakteri.

Untuk memastikan hubungan antara isi perut dengan perilaku, para ilmuwan di McMaster Universitymenyuntikkan probiotik untuk mengacaukan keseimbangan mikroba dalam perut tikus. Setelah disuntik, tikus-tikus itu menjadi gelisah namun kurang waspada terhadap ancaman misalnya ketika ada kucing.

Setelah diteliti, perubahan perilaku tersebut terjadi karena otak tikus berhenti memproduksi senyawaBrain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Senyawa tersebut merupakan sejenis protein di otak yang fungsinya mengatur suasana hati termasuk rasa gelisah.

"Sangat masuk akal. Bakteri memainkan peran penting dalam pencernaan dan pencernaan sangat menentukan produksi berbagai senyawa di otak," ungkap salah seorang peneliti, Prof Gregor Reid seperti dikutip dari Huffingtonpost, Minggu (28/8/2011).

Penelitian ini memang tidak menjelaskan lebih detail jenis-jenis makanan yang sering dikonsumsi dan pengaruhnya pada perilaku, tapi hanya memberikan beberapa contoh. Misalnya karbohidrat dapat memicu produksi serotonin atau hormon rasa senang, serta cokelat yang bisa merangsang hormon endorphin yang memberikan perasaan rileks.

Semangat Pagi Hari Bukan dari Kopi, Tapi Tergantung Pikiran

Semangat Pagi Hari Bukan dari Kopi, Tapi Tergantung Pikiran



img 
(Foto: thinkstok)
Sebagian besar orang sangat tergantung dengan secangkir kopi untuk memulai hari. Padahal yang bisa membangkitkan semangat di pagi hari bukanlah kopi, tapi apa yang ada di dalam pikiran.

Para peneliti Inggris melakukan studi untuk mengetahui benarkah secangkir kopi bisa membuat seseorang lebih semangat di pagi hari. Ternyata diketahui bahwa pikiran memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding secangkir kopi.

Dalam studi ini peneliti memberikan kopi tidak berkafein tanpa sepengetahuan partisipan, lalu dilakukan serangkaian tes yang dirancang untuk mengukur kinerja mental, waktu reaksi dan suasana hati.

Diketahui partisipan yang menerima kopi tanpa kafein memiliki peningkatan yang signifikan dalam kinerja dan juga suasana hatinya. Hal ini tak jauh berbeda dengan partisipan yang mengonsumsi kopi berkafein.

Hasil ini menunjukkan bahwa bukan secangkir kopi yang bisa meningkatkan semangat di pagi hari, melainkan apa yang ada dipikiran seseorang. Karena seseorang akan berpikir semangatnya muncul setelah minum kopi, terlepas dari apakah kopi tersebut berkafein atau tidak.

Hal lain yang dipercaya oleh para partisipan adalah kopi mengandung kafein yang merupakan stimulan dan bisa bekerja pada otak untuk memerangi rasa kantuk dan juga kelelahan, seperti dikutip dariTelegraph, Selasa (6/9/2011).

Studi ini dilakukan oleh tim dari University of East London yang melibatkan 88 partisipan berusia 18-47 tahun yang merupakan pecinta kopi dan mengonsumsinya minimal 2 kali sehari. Hasil studi ini juga telah diterbitkan dalam jurnal Appetite.

Untuk menghindari kecanduan kopi, tak ada salahnya mengurangi jumlah kafein yang dikonsumsi. Jika terbiasa minum kopi saat pagi hari, maka mulailah menanamkan pemikiran positif untuk membangkitkan semangat.

Minum Kopi Bisa Bikin Mata Jadi Bengkak

Minum Kopi Bisa Bikin Mata Jadi Bengkak



img 
(Foto: thinkstock)
Berbagai faktor dapat menyebabkan mata bengkak, termasuk dehidrasi dan kelelahan. Tapi tanda disadari, minum kopi yang mengandung banyak kafein juga dapat membuat mata Anda bengkak.

Kafein dapat mengganggu sistem ekskresi tubuh menjadi tidak teratur. Kafein, yang bersifat diuretik juga membuat orang lebih sering buang air kecil, yang dapat mempengaruhi kadar natrium sehingga menyebabkan tubuh menyimpan kelebihan air, seperti dilansir Livestrong, Kamis (28/9/2011).

Minum terlalu banyak kafein terutama sebelum tidur juga dapat menyebabkan orang kesulitan tidur atau bahkan insomnia. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan mata bengkak, terutama jika Anda secara konsisten tidak mendapatkan cukup tidur dan mengonsumsi lebih banyak kafein.

Selain kafein pada kopi, makanan asin dan alkohol juga berkontribusi menyebabkan mata bengkak. Makanan yang mengandung banyak gara adalah penyebab utama mata bengkak. Hal ini karena makanan yang terlalu asin atau natrium tinggi menyebabkan tubuh menahan air sehingga memicu mata bengkak.

Kantong mata yang bengkak juga bisa disebabkan oleh alergi musiman, menangis, tidak cukup tidur, tidur telentang atau retensi cairan. Mata bengkak juga bisa disebabkan oleh genetik serta akibat dari penuaan.

Meski begitu ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai rutinitas untuk mengurangi mata bengkak secara efektif yaitu:

  1. Mengompres dingin area mata secara keseluruhan selama beberapa menit setelah bangun tidur. Untuk mengompresnya bisa menggunakan irisan timun, kain, kapas atau kantong teh basah yang berfungsi menyempitkan pembuluh darah.
  2. Berikan tekanan secara lembut pada tulang di sekitar mata seperti ketika dikompres, kondisi ini akan mendorong sirkulasi dan membantu mengurangi cairan berlebih.
  3. Jika mata bengkak akibat makan makanan asin di malam hari, maka minum air putih saat bangun tidur bisa membantu mengurangi mata bengkak.
  4. Cobalah tidur cukup dan menggunakan bantal untuk membantu menopang kepala sehingga mencegah akumulasi cairan di sekitar mata selama tidur.
  5. Jika mata yang bengkak akibat alergi terhadap sesuatu, maka kenali pemicu alergi tersebut. Alergi ini bisa disebabkan oleh sabun, kosmetik atau obat tertentu.

Bagaimana Iklan Bisa Mempengaruhi Otak?

Bagaimana Iklan Bisa Mempengaruhi Otak?



img 
(Foto: thinkstock)
Coba perhatikan, berapa banyak Anda tergoda untuk membeli sesuatu setelah melihat iklan. Jika dilihat lebih dalam lagi, terkadang seseorang membeli barang-barang yang sebenarnya sudah ia miliki atau tidak terlalu ia butuhkan.

Ketika ada iklan TV plasma, orang-orang banyak membelinya padahal mereka masih memilki TV di rumah yang masih berfungsi. Begitu juga dengan handphone dan kendaraan bermotor.

Begitulah efek dari iklan. Iklan merayu calon pembeli dalam dua cara.
  1. Ada iklan yang sesuai kenyataan atau disebut juga 'persuasi logis' contohnya mobil ini dapat menempuh jarak 20 km per liter.
  2. Ada juga iklan yang melemahkan kewaspadaan atau disebut 'pengaruh non-rasional' contohnya seorang wanita cantik kemudian datang dan mengitari mobil.

Neuromaketing merupakan disiplin ilmu yang mempelajari respons pikiran konsumen terhadap rangsangan pemasaran. Meskipun demikian, dampak iklan pada fungsi otak seperti yang dipelajari dalam neuromarketing masih belum jelas.

Namun saat ini, para peneliti di University of California, Los Angeles dan George Washington University telah menunjukkan bahwa beberapa jenis iklan mampu membangkitkan aktivitas otak pada berbagai tingkat, tergantung penggunaan tipe iklannya persuasi logis atau pengaruh non-rasional.

Penelitian yang dimuat dalam Journal of Neuroscience, Psychology, and Economics ini menemukan bahwa daerah otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengolahan emosional menjadi lebih aktif ketika individu melihat iklan yang menggunakan teknik persuasi logis daripada melihat iklan yang menggunakan teknik pengaruh non-rasional. Daerah otak ini menghambat individu untuk merespons rangsangan tertentu.

"Aktivitas otak berada pada tingkat rendah ketika melihat iklan yang menggunakan gambar pengaruh non-rasional. Hal itu kurang menghambat perilaku seseorang dalam merespons rangsangan tertentu. Artinya, kemampuan seseorang untuk menahan diri berkurang ketika akan membeli produk yang digambarkan dalam iklan dengan teknik pengaruh non-rasional," tutur Dr. Ian Cook, profesor psikiatri di Semel Institute for Neuroscience and Human Behavior di UCLA.

Dr. Cook dan rekan-rekannya memperlihatkan gambar-gambar iklan kepada 24 orang dewasa sehat yang terdiri dari 11 orang perempuan dan 13 orang laki-laki sambil dicatat aktivitas listrik di otaknya dengan menggunakan electroencephalography (EEG). Setiap peserta diperlihatkan 24 iklan yang dimuat di majalah dan surat kabar.

Iklan dengan gambar persuasi logis antara lain; tabel fakta dan angka-angka tentang produk rokok, rincian bagaimana menggunakan sikat gigi yang baik, dan saran memilih makanan anjing berdasarkan tingkat aktivitasnya.

Sedangkan sampel iklan dengan teknik pengaruh non rasional contohnya; gambar cipratan air pada iklan minuman, gambar seorang wanita cantik berdiri memakai celana jeans pada iklan jeans, dan gambar seorang perempuan melompat di atas hidran air yang menyemprotkan air sementara seorang pria menyeringai di belakangnya pada iklan rokok.

Kesimpulannya

Peneliti menemukan bahwa gambar persuasi logis (data atau tabel) secara signifikan berkaitan dengan tingginya aktivitas daerah otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengolahan emosional, yaitu bagian cingulate orbitofrontal dan anterior, amygdala dan hippocampus. Aktivitas otak bagian ini yang meningkat akan membuat orang tertarik pada iklan tersebut.

Temuan yang dilansir dari Eurekalert, Rabu (21/9/2011) ini memperkuat hipotesis bahwa pilihan pembelian barang dan jasa dapat dibentuk oleh banyak faktor, termasuk penyajian iklan secara logis, informasi persuasif dan penggunaan gambar atau tulisan yang dapat mengubah perilaku tanpa memerlukan kesadaran atas sebuah pesan yang ingin disampaikan

"Hasil menunjukkan bahwa ketika menanggapi rangsangan non rasional, aktifitas di daerah otak menurun sehingga menghambat respon terhadap rangsang. Temuan ini mendukung dugaan bahwa beberapa pengiklan ingin merayu konsumen, bukan membujuk konsumen untuk membeli produknya," tutup Dr. Cook.

8 Kali Operasi Payudara Karena Terobsesi Pamela Anderson

8 Kali Operasi Payudara Karena Terobsesi Pamela Anderson



img 
Carolyn Arrowsmith (dok. mirror)
London, Demi bisa tampil semenawan idolanya Pamela Anderson, seorang model melakukan 8 kali operasi payudara dan kecanduan suntik kulit coklat sejak kecil. Ia bahkan tak peduli meski harus menggunakan obat ilegal yang mengancam kesehatan.

Carolyn Arrowsmith sangat tergila-gila bisa memiliki tubuh seperti Pamela Anderson, dengan payudara yang seksi dan kulit kecoklatan. Ia pun rela melakukan apa saja demi bisa memiliki tubuh seperti Pamela Anderson.

Pada tahun 2004, Carolyn telah menghabiskan 4.000 poundsterling atau sekitar Rp 55 juta untuk memperbesar payudaranya yang semula berukuran C menjadi DD.

"Saya suka dengan payudaraku yang besar. Saya pikir payudara ini luar biasa tapi saya tidak ingin sebesar Pam karena akan tampak konyol pada tubuhku yang kecil. Saya ingin terlihat alami bukan palsu," jelas Carolyn, seperti dilansir mirror.co.uk, Kamis (29/9/2011).

Setelah operasi, Carolyn justru menderika karena payudaranya yang menjadi lebih besar. Kedua implan payudaranya pecah, yang membuatnya harus menjalani 7 operasi lanjutan.

"Kedua implan saya pecah dan saya membutuhkan tujuh operasi lebih lanjut untuk memperbaikinya. Saya merasa sangat sakit. Tapi saya masih belum bahagia dan sedang menabung untuk memperbesar payudara lagi menjadi ukuran E dalam enam bulan ini," jelasnya.

Selain memperbesar payudara, Carolyn juga menggunakan obat suntik untuk mengubah warna kulitnya menjadi coklat. Selama 26 tahun ia secara rutin telah menyuntikkan Melanotan II, obat ilegal yang dapat mengubah warna kulit menjadi coklat. Ia juga tanning dan sunbed dua kali seminggu.

Meski risiko kesehatan dari obat suntik ilegal dan sunbed mengancamnya, tapi bagi Carolyn terlihat seperti Pamela Anderson jauh lebih penting. Ia percaya dengan memiliki tubuh mirip Pamela bisa membuatnya menjadi sukses.

Carolyn bahkan sudah kecanduan menggunakan suntik kulit coklat. Bahkan ia sudah melakukan tanning sejak berusia 10 tahun demi memiliki kulit berwarna coklat.

"Saya akui, saya ketagihan. Mereka menyebutnya tanorexic (ketagihan tanning). Tapi saya tidak bisa hidup tanpa tanning, itu bagian dari saya. Dan saya tidak akan meninggalkan rumah tanpa terlihat cantik. Saya telah menggunakan sunbed sejak usia 10 tahun dan sejak itu saya selalu punya kulit kecoklatan. Itu membuat saya terlihat lebih baik," jelasnya.

Carolyn mulai memesan Melanotan II dari internet dua tahun lalu. Obat ini tergolong ilegal di Inggris, karena itu ia tak dapat membelinya di toko obat. Dia menemukan obat ini ketika mencari alternatif untuk sunbed, karena ia pikir sunbed tidak cukup membuat kulitnya menjadi coklat.

"Ini melibatkan suntikan setiap hari selama seminggu. Saya belum pernah menggunakan jarum suntik sebelum pengguna steroid menunjukkan pada saya bagaimana menggunakan jarum untuk memastikan tidak ada gelembung udara didalamnya, yang bisa membuatku mengalami stroke atau serangan jantung," ujar Carolyn.

Rata-rata Carolyn menggunakan tiga program setahun, meskipun dia terbaring di tempat tidur karena gejala seperti flu. Karena dia memiliki lemak sangat sedikit, dia memastikan hanya menyuntikkan obat pada lapisan atas kulit.

"Melanotan II membantu karena saya telah menggunakan sunbed begitu sering, saya tidak bisa duduk karena saya begitu sakit. Saya menjadi tidak sensitif dan harus menghabiskan banyak waktu di kursi berjemur untuk mendapatkan kulit lebih gelap," kata Carolyn.

Tapi Carolyn tampaknya tidak khawatir dengan potensi efek samping dari Melanotan II. Obat ini dilaporkan memiliki efek samping seperti tekanan darah tinggi, serangan panik, depresi, kehilangan nafsu makan bahkan kanker kulit.

"Ini bukan sesuatu yang membuat saya khawatir. Saya hanya hidup untuk hari ini. Ini adalah harga kecil untuk membayar kulit coklat yang mempesona," jelas Carolyn.

Bahkan, Carolyn juga telah mengecat rambut pirangnya pertama kali di usia 12 tahun. Ia melakukan botox di dahi untuk mengangkat alisnya. Ia juga telah menghabiskan banyak uang untuk ekstensi rambut, botox, operasi bibir, merawat kuku, facial, pijat dan body wrap. Carolyn benar-benar ingin tampak seperti Pamela Anderson, bahkan ia mengganti namanya menjadi Pamela Anderson pada tahun 2009 melalui polling.

Otak Manusia Tetap Bisa Belajar Sambil Tidur

Otak Manusia Tetap Bisa Belajar Sambil Tidur



img 
foto: Thinkstock
East Lansing, Michigan,Guru manapun pasti tidak akan suka jika ada muridnya yang tertidur saat mengikuti pelajaran. Namun hasil penelitian terbaru mungkin bisa mengubah sikap para guru, sebab ternyata selama tertidur otak manusia masih tetap bisa belajar.

Sebuah penelitian yang dilakukan Prof Kimberly Fenn dari Michigan State University menunjukkan, tingkat ketenangan manusia saat tertidur berbeda-beda. Ada yang sangat tenang hingga benar-benar terlelap, ada yang masih gelisah karena diam-diam otaknya masih bekerja.

Pada orang-orang yang tidurnya tidak benar-benar tenang, salah satu bagian otak yang masih bekerja adalah sleeping memory atau memori tidur. Bagian ini bekerja di luar kesadaran manusia, sehingga tetap bisa mengolah informasi saat sedang terlelap.

"Ada bukti yang cukup kuat bahwa selama tidur otak masih tetap mengolah informasi tanpa disadari. Kemampuan ini dapat meningkatkan memori secara keseluruhan saat terbangun," ungkap Prof Fenn seperti dikutip dari Health24, Kamis (29/9/2011).

Kemampuan otak untuk menjalankan memori tidur diklaim merupakan sebuah temuan baru, karena selama ini belum terdefinisikan. Berbagai penelitian menunjukkan ada bagian otak yang tetap aktigf selama tidur, namun hanya menjalankan fungsi pengaturan dan bukan untuk mengolah informasi.

Fenn mengatakan, kemampuan ini juga berbeda-beda pada setiap individu, sehingga tidak semua orang bisa belajar sambil tidur. Belum ada metode untuk mengukur kemampuan ini, bahkan tes kecerdasan yang ada saat ini juga belum dapat mengukur kemampuan memori tidur.

Namun menurut Fenn, adanya kemampuan otak untuk menjalankan memori tidur bisa dijadikan alasan untuk memberikan waktu yang cukup untuk tidur. Artinya jangan anggap tidur hanya buang-buang waktu, sebab selama tidur otak masih akan tetap berpikir dan mengolah informasi.

"Sederhananya, meningkatkan kualitas tidur akan sangat meningkatkan prestasi belajar Anda di kelas," ungkap Fenn yang baru-baru ini melaporkan temuannya tersebut di Journal of Experimental Psychology.