10 Kisah Orang-orang yang Sukses Besar Setelah Resign

10 Kisah Orang-orang yang Sukses Besar Setelah Resign
Pernahkah Anda berharap ingin berhenti dari pekerjaan sekarang dan mewujudkan mimpi Anda? Bisa saja nasib baik berpihak Anda, seperti orang-orang ini. Mereka bisa mendulang sukses setelah meninggalkan pekerjaan yang memberikan mereka gaji tetap.

Kesuksesan setelah berhenti dari pekerjaan kantoran Anda memang bukan jaminan. Namun untuk beberapa orang bisa beruntung setelah mengatakan 'Saya berhenti". Dengan kerja keras dan kebulatan tekad, mereka kini bisa berbalik mendulang sukses.

Berikut kisah sukses orang-orang setelah berhenti dari pekerjaannya. Orang-orang ini bisa mendulang jutaan dolar dan menciptakan kekayaannya sendiri. Berikut 10 orang-orang beruntung itu, seperti dikutip dari CNBC.

1. Shep dan Ian Murray, Vineyard Vines



Dua bersaudara, Shep dan Ian Murray ini merasa frustasi dengan pekerjaan mereka di belakang meja pada sebuah perusahaan di Manhattan. Shep Murray sebelumnya adalah seorang Account Executive di sebuah perusahaan periklanan, sementara Ian Murray bekerja di sebuah perusahaan public relation kecil. Pada tahun 1998, Shep Murray mengundurkan diri, disusul saudaranya 10 menit kemudian.

Mereka selanjutnya mengambil tunai dari kartu kredit untuk mulai mendirikan Vineyard Vines, sebuah dasi yang berbasis di Martha's Vineyard. Ide mereka mengambil uang tunai dari kartu kredit sempat dicemooh dan dinilai bodoh.

Pada awalnya, mereka menjual dasi-dasi itu di tas ransel, di pantai, di kapal dan di bar. Mereka menjual habis 800 dasi dalam pekan pertama. Mereka dengan cepat memasannya lagi, membayar utang dan pindah ke kantor pertamanya. Satu dekade kemudian, bisnis mereka kini meliputi seluruh clothing line.

Saat ini ada 18 toko ritel Vineyard Vine di seluruh negara, dan jaringannya dapat ditemukan di hampir 500 toko. Vineyard Vine diperkirakan mampu mencetak penjualan hingga US$ 100 juta pada tahun 2011.

2. Rick Wetzel dan Bill Phelps, Wetzel's Pretzels



Rick Wetzel dan Bill Phelps dulunya sama-sama bekerja di Nestle ketika konsep Wetzel's Pretzels terlahir. Keduanya sedang dalam perjalanan bisnis ketika Wetzel mengatakan kepada Phelps tentang ide istrinya untuk membuat pretzel yang besar dan lembut dan dijual di mal. Malam itu, mereka duduk di bar dan menggambarkan rencana bisnisnya pada sebuah kain serbet.

Wetzel kemudian menjual Harley Davidson miliknya untuk mendanai bisnis yang dijalankannya di waktu senggang itu. Mereka menggandeng partner untuk menciptakan resep di dapur Phelp. Dan ketika waktunya tiba untuk membuka toko, mereka mencoba meyakinkan pemilik mal untuk datang ke rumah mereka dan mencoba kreasinya. Dan ternyata pemilik mal itu menyukai rasanya, sehingga mau menyewakan tempat untuk toko pertama Wetzel's Pretzels.

Itu adalah tahun 1994. Setahun kemudian, Wetzel dan Phelps mendapatkan keberuntungannya ketika mereka mendapatkan beberapa paket penawaran (untuk berhenti) dari Nestle. Mereka membuka lagi beberapa toko sebelum memutuskan untuk mewaralabakannya pada tahun 1995. Saat ini tercatat ada 250 toko Wetzel's Pretzel di seluruh AS, dengan lokasi di Jepang dan India diharapkan dibuka pada tahun ini. Penjualan di seluruh wilayah diperkirakan mencapai US$ 100 juta dengan pertumbuhan penjualan mencapai 9% pada tahun 2011.

3. Terry Finley, West Point Thoroughbreds



Terry Finley menyelesaikan tugas militernya pada tahun 1990 ketika dia dan istrinya, Debbie kemudian membeli kuda seharga US$ 5.000. Kuda yang diberi nama Sunbelt itu memenangkan pacuan pertamanya dan Finley pun tersangkut.

"Melakukan apa yang Anda cintai dan membuatnya profesional adalah jauh lebih baik ketimbang hanya sekedar bekerja untuk hidup," jelas Finley.

West Point Thoroughbreds sekarang membeli 20-25 kuda setiap tahun, membentuk kelompok investor yang dapat meraup laba ketika kuda-kudanya menang, mengembangbiakkan dan menjual. Sejak tahun 2007, kuda-kuda mereka telah memenangkan lebih dari 20% pacuan, sehingga membuat mereka bisa meraup US$ 16 juta. Penjualan tahunan mereka mencapai US$ 7 juta.

4. Dana Sinkler dan Alex Dzieduszycki, Terra Chips



Dana Sinkler dan Alex Dzieduszycki sebelumnya bekerja untuk chef bintang, Jean-Georges Vongerichten di restoran bintang empatnya, Lafayette di New York. Mereka kemudian memutuskan berhenti dan memulai bisnia ketering pertamanya. Mereka ingin menciptakan sebuah sajian khusus untuk disajikan di bar, namun mereka ingin sesuatu yang berbeda dari elaborasi satu piringan penuh sayuran atau crudité platters, yang populer pada saat itu. Jadi pada tahun 1990, mereka bereksperimen dengan menggoreng sayur-sayuran di dapur apartemen kecil Sinkler.

Dan ternyata keripik sayur-sayuran kreasi mereka 'Terra Chips' menjadi sangat populer dan bisa dijual di toko. Sebuah perusahaan swasta membeli 51% saham mereka pada tahun 1995, dan pada tahun 1998 Hain Celestial membeli Terra Chips sebagai bagian dari kesepakatan senilai US$ 80 juta dengan 3 perusahaan lain. Pada saat itu, ujar Dzieduszycki , Terra Chips memiliki penjualan hingga US$ 23 juta.

Sinkler dan Dzieduszycki telah bergerak ke perusahaan baru. Sinkler kini telah memulai bisnis restoran baru yang disebut Hubee D's, sementara Dzieduszycki memulai Julian's Recipe, yang menjual waffle beku.

5. Adam Lowry dan Eric Ryan, Method



Adam Lowry dulunya bekerja sebagai ilmuwan iklim, sementara Eric Ryan bekerja di bidang periklanan. Keduanya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mengembangkan bisnis produk pembersih yang ramah lingkungan, Method. Pada saat itu tidak banyak pilihan untuk produk kebersihan yang tidak mengandung unsur-unsur kimia berbahaya. Sehingga dua orang yang berteman baik sejak anak-anak itu mulai melakukan riset dan Lowry bahkan mencampur bahan kimia di bak cuci apartemen mereka.

Mereka juga menarik uang tunai dari kartu kredit, dan menggabungkan dana hingga US$ 200.000 dari keluarga, teman dan memulai Method pada tahun 2000. Method telah menjadi sebuah perusahaan swasta dengan pertumbuhan paling cepat di Amerika dengan produk sekitar 100 mulai dari sabun tangan hingga sabun cuci piring dan pembersih kamar mandi. Pendapatan kotor perusahaan itu diperkirakan mencapai US$ 100 juta.

6. Rod Johnstone, J/Boats



Rod Johnstone berusia 38 tahun dan bekerja sebagai sales untuk publikasi kapal ketika memutuskan untuk berhenti dan mewujudkan mimpi perahu layarnya. Ia semula sangat menikmati, namun kemudian merasa pertumbuhannya tidak cukup cepat. Orang tuanya kemudian mendonasikan kayu yang bernilai beberapa ratus dolar, dan Johnstone kemudian mulai membangun kapal di garasinya. Satu setengah tahun kemudian kapal impiannya rampung dan ia mulai mengikutkannya dalam perlombaan. Didorong oleh kesuksesannya, Johnstone memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mewujudkan impiannya.

Itu adalah tahun 1977. Setelah itu, J/Biats telah membangun lebih dari 13.000 kapal, dari yang kecil hingga kapal pesiar mewah sehingga mendatangkan pendapatan hingga jutaan dolar. Desain awal Johnstone, J/24 kini ada di Sailboat Hall of Fame.

7. Andy Schamisso, Inko's White Tea



Pada tahun 2002, Andy Schamisso bekerja sebagai public relations namun tidak merasa nyaman. Suatu hari, ketika istrinya tidak dapat menemukan teh putih yang jarang untuk es tehnya, Schamisso menemukan panggilannya. Ketika sedang mencarinya di internet, ia menemukan keuntungan keseatan dan memutuskan membawa resep istrinya ke orang lain.

Jadi setelah 13 tahun di perusahaan PR, Schamisso memutuskan untuk berhenti bekerja dan memulai Inko’s White Tea, yang dinamakan seperti anjingnya. Setelah mendapatkan cukup uang untuk membuat 6.000 kotak, Schamisso pergi ke jalanan di New York untuk menjual produknya. Setahun kemudian, order sudah beruba dari kardus-kardus ke truk-truk. Saat ini ada 14 jenis Inko’s White Tea di pasar. Dalam beberapa tahun terakhir, penjualan tahunan perusahaan mencapai US$ 3 juta.

8. Kim dan Beaver Raymond, Marshmallow Fun Company



Kim dan Beaver Raymond, keduanya sama-sama mengatakan "Saya Berhenti" setelah mainan yang semula mereka ciptakan untuk anak-anak mereka berubah menjadi mainan yang sangat hits. Dua bersaudara itu sebelumnya sama-sama bekerja di industri fesyen. Pada tahun 2002, mereka membuat mainan tembakan dari pipa PVC untuk pesta ulang tahun anak mereka. Dipicu oleh kesuksesan pertempuran makanan yang mereka saksikan, pasangan itu dan beberapa temannya kemudian menggambarkan bagaimana membangun dan memasarkan mainan baru tersebut.. dan Marshmallow Fun Company terlahir.

Pada tahun 2010, Marshmallow Fun Company menjual lebih dari 7 juta tembakan mainan anak-anak.

9. Rocky Patel, Rocky Patel Cigars



Rocky Patel merupakan pengacara entertainment Hollywood, sebelum akhirnya sukses mengembangkan bisnis cerutu. Setelah didekati untuk kemungkinan memroduksi brand cerutunya sendiri, Patel memutuskan untuk mengubah kecintaannya menjadi sebuah karir. Padahal teman-teman dan koleganya telah mengingatkan dia yang akan meninggalkan praktik hukumnya untuk industri yang ia belum ketahui. Namun Patel melihat sebuah kesempatan untuk menciptakan produk yang ia pikir hilang dari pasar. Jadi iapun meninggalkan bisnis hukum dan mulai memroduksi cerutu pada tahun 1996, mengubah rumahnya di California menjadi kotak tembakau.

Setelah awal yang sangat sulit, Patel memutuskan untuk memindahkan bisnisnya ke Florida dimana sebagian besar perusahaan cerutu AS berada. Ia mendapat sukses besar pada tahun 2003 dengan Rocky Patel Vintage Series yang mendapatkan peringkat tinggi dan pujian.

Rocky Patel Cigars saat ini memroduksi 200.000 cerutu setiap tahunnya, dengan penjualan lebih dari US$ 40 juta pada tahun 2011.

10. Paul English, Kayak



Paul English bekerja di sebuah perusahaan modal, Greylock pada tahun 2004 ketika Steve Hafner yang mendirikan Orbitz mengungkapkan ide untuk membuat perusahaan perjalanan yang berbeda. Setelah melakukan pertemuan selama 1 jam dan 3 gelas minuman, English dan Hafner membentuk Kayak, sebuah mesin pencari perjalanan online. English pun berhenti dari pekerjaannya di Greylock dan mulai menjadi chief technology officer untuk website baru itu.

Kayak menjadi tempat pencarian ratusan situs perjalanan yang lengkap karena ada tarif pesawat, hotel, sewa mobil dan kini berada di peringkat 1 untuk pasar tersebut. Kayak juga menyampaikan dokumen untuk IPO pada tahun 2010, meski hingga kini belum juga dilakukan. Perusahaan tersebut dilaporkan meraup pendapatan hingga US$ 170,6 juta pada 9 bulan pertama di 2011. Kayak memproses 670 juta pengguna informasi perjalanan dan memiliki 5 juta download aplikasi mobile pada periode tersebut.

Facebook Bisa Raup Rp 90 Triliun Dengan Saham Perdana Minggu Depan

Facebook Bisa Raup Rp 90 Triliun Dengan Saham Perdana Minggu Depan


Perusahaan jejaring sosial Facebook berniat menyerahkan dokumen penawaran umum saham perdana alias initila public offering (IPO) pada Rabu pekan depan. Atas aksi korporasi ini, Facebook diperkirakan bisa meraup dana US$ 10 miliar atau sekitar Rp 90 triliun.

Berdasarkan laporan The Wall Street Journal yang dikutip oleh AFP, Sabtu (28/1/2012), nilai perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg dan kawan-kawan ini ditaksir sekitar US$ 75-100 miliar atau sekitar Rp 675-900 triliun.

Facebook akan memenuhi dan menyerahkan seluruh dokumen terkait IPO kepada US Securities and Exchange Commission (SEC) secepatnya pada Rabu pekan depan. Akan tetapi, waktu pelaksanaan IPO sendiri masih didiskusikan.

"Para eksekutif (Facebook) juga mempertimbangkan pengajuan (tanggal IPO) dalam beberapa minggu ke depan," kata laporan tersebut.

Facebook dikabarkan telah memilih Morgan Stanley untuk menjadi penjamin emisi utama alias lead underwriter untuk aksi korporasi jual saham tersebut. Goldman Sachs juga diperkirakan punya peran penting dalam IPO ini.

Surat kabar asal New York itu juga mengutip seorang sumber yang mengatakan Facebook bisa meraup dana lebih dari US$ 10 miliar atau sekitar Rp 90 triliun. Menjadikannya IPO dengan raupan dana terbesar tahun ini.

Dengan dana sebesar itu, Facebook akan sejajar dengan perusahaan lain yang sudah meraup dana besar saat IPO, seperti AT&T Wireless Group (US$ 10,62 miliar) dan Kraft Foods (US$ 8,68 miliar).

Hasil aksi korporasi itu juga menjadikannya IPO terbesar untuk perusahaan internet AS, jauh mengalahkan Google yang hanya meraup US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 17,1 triliun di 2004 lalu dengan valuasi perusahaan sebesar US$ 23 miliar atau setara Rp 207 triliun.

Dengan kapitalisasi pasar US$ 100 miliar, maka Facebook akan sejajar dengan McDonald's (US$ 101 miliar), melampaui Boeing (US$ 56 miliar) tetapi masih jauh di bawah Apple (US$ 415 miliar) and Google (US$ 186 miliar).

Meski demikian, chief executive (CEO) Facebook Mark Zuckerberg sejak awal menolak berkomentar soal IPO dan memilih fokus untuk mengembangkan perusahaannya.