Kentongan dan Facebook Bisa Bantu Sukseskan KB




img
(Foto: getty images)
Keberhasilan program KB tidak bisa dilepaskan dari kreativitas para petugas penyuluh di lapangan. Jika zaman dahulu para petugas bisa memanfaatkan kentongan untuk berkomunikasi, sekarang bisa disesuaikan dengan menggunakan facebook.

Komunikasi yang intens antara petugas di lapangan dengan para akseptor atau peserta KB penting dilakukan, salah satunya sebagai pengingat minum pil KB. Metode kontrasepsi yang satu ini memang butuh kedisiplinan, karena jika sehari saja lupa diminum maka risiko kehamilan tidak direncanakan akan meningkat.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Sugiri Syarief saat membuka Konsolidasi Mission Center Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) se-Indonesia, di Griya Agung yang merupakan rumah dinas Gubernur Sumatera Selatan.

"Zaman dulu KB sukses karena petugas rajin mengingatkan, salah satunya lewat kentongan. Kalau kentongannya bunyi 'tung tung tung' oh, itu waktunya minum pil. Sekarang tidak ada lagi yang seperti itu," ungkap Sugiri di Palembang, Selasa malam (27/9/2011).

Lanjut Sugiri, di zaman moderen tentunya kentongan sudah tidak populer untuk diterapkan. Namun inovasi semacam itu tetap diperlukan untuk mendukung kesuksesan program KB, tentunya dengan disesuaikan dengan pekembangan teknologi misalnya dengan memanfaatkan facebook dan SMS.

Dampak dari kesuksesan KB paling tidak akan berdampak pada laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang dilihat dari tingkat kesuburan atau fertility rate, yang saat ini masih tercatat 1,49 pada tahun 2010 (1 keluarga memiliki rata-rata 1,49 anak). Lewat KB, diharapkan angkanya akan turun menjadi 1,4 di tahun 2011 dan pada 2015 bisa ditekan menjadi 1,1.

Lebih jauh lagi, kesuksesan program KB juga diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, maternal mortality rate atau angka kematian ibu di Indonesia masih mencapai 228/100 ribu kelahiran sedangkan infant mortality rate atau angka kematian bayi baru lahir masih 34/1.000 kelahiran.

Indahnya Berbagi

Related Posts

Previous
Next Post »