Anak Laki Tanpa Ayah Lambat Puber Tapi Lebih Cepat Menikah




img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Anak laki-laki yang tumbuh tanpa ayah lebih mungkin mencapai masa pubertas lebih lambat, tapi menjadi ayah lebih cepat. Temuan ini menunjukkan bahwa ketidakhadiran ayah memberikan pengaruh terhadap keputusan reproduksi anak laki-laki.


Peneliti dari London School of Economics menggunakan data dari UK National Child Development Study untuk melihat hubungan antara kehadiran ayah dan masa pubertas anak-anak.


Penelitian ini menemukan bahwa jika sosok ayah tidak hadir dalam kehidupan anak laki-laki selama masa remaja, suara mereka lebih lambat pecahnya dibandingkan dengan anak laki-laki yang memiliki kehadiran ayah. Pecahnya suara berkaitan dengan perkembangan masa puber pada anak laki-laki.


"Sangat mengejutkan untuk melihat bahwa pubertas anak laki-laki dapat tertunda akibat peristiwa yang terjadi pada masa remaja," kata Paula Shephard, peneliti dari London School of Economics and Political Science seperti dikutip dari The Conversation, Selasa (13/9/2011).


Menurut penelitian ini, anak laki-laki tanpa ayah lebih mungkin memiliki anak pada usia 23 tahun. "Temuan ini menunjukkan bahwa ketidakhadiran ayah memberikan pengaruh terhadap keputusan reproduksi laki-laki, bahkan setelah mengendalikan indikator kesulitan pada awal kehidupan," kata Shepard.


Dr Richard Fletcher, kepala program penelitian Fathers and Families di University of Newcastle, mengatakan bahwa meningkatnya peran ibu sebagai orangtua tunggal umumnya menjadi fokus penyelidikan pada perkembangan anak, tetapi penelitian ini menawarkan perspektif baru.


"Mereka mengidentifikasi penjelasan alternatif, bahwa ada sesuatu yang dimiliki seorang ayah dalam keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak," kata Dr Fletcher yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Ia mengatakan bahwa penelitian ini memiliki implikasi bagi pemerintah dalam merancang kebijakan untuk masalah keluarga.


"Tanggung jawab negara saat ini nampaknya lebih banyak mengarahkan sumber daya kepada ibu yang bercerai, bukan mendukung keluarga untuk tetap bersama. Tapi penelitian ini menunjukkan bahwa mungkin ada manfaatnya jika ayah tetap terlibat dalam keluarga. Dan hal ini tidak boleh kita lupakan," kata Dr Fletcher.

Indahnya Berbagi

Related Posts

Previous
Next Post »