Tulis Status Facebook, Mbok Ya Yang Manfaat Gitu…


status-fbDALAM sebulan terakhir ini saya jadi “Facebooker aktif”, “rajin” update status, plus komentari status teman dan “komentar komentar” (maksudnya komentar balik komentar yang masuk). Yang paling sering adalah membaca status teman. Maklum, saya aktifkan aplikasi FB di Wallpaper HP.
Saya tertawa, kadang terpingkal, jika baca status lucu. Saya merenung jika baca status renungan atau “serius”. Yang paling sering, saya hanya gelang-geleng kepala sedikit, yaitu ketika baca status “asal”, asal update dan terkesan hanya “caper” (cari perhatian).
Narsisme! Itulah yang terjadi di kalangan Facebooker, termasuk saya tentunya. Hayang kapuji. Pengen dipuji. Riya’ kata ustadz saya mah. Harus banyak istighfar dong ya… (Astaghfirullahal ‘adhim…).
Jika kita kategorisasi, ada banyak kategori status Facebook (FB). Mulai dari “Status Alay” atau “kampring” alias “kampungan” (tidak intelek gitu ya…?), “Status Lebay”, Status Lucu (ini saya suka!), Status Serius (jarang dikomentari tuh…!), status informatif (biasanya FB wartawan neeh…), status Provokatif (hati-hati, terjerat hukum!), Status Gak Jelas, Status Caper (cari perhatian, ini yang dominan), hingga Status Melankolis dan “Status Gak Penting”. Ada juga status promotif atau tawarkan barang/jasa.
Dari status FB-nya, kita bisa “mengintip” bahkan mengenali karakter seseorang. Lewat status FB, kita juga bisa mempraktikkan komunikasi persuasif, termasuk komunikasi dakwah.
Yuk, mari ah… kalo update status FB, mbok ya yang bermanfaat gitu lho… bagi nusa, bangsa, dan agama… (halah! kayak cita-cita waktu SD aja “Ingin jadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama…).
Status terfavorit kayaknya “status lucu”, humor, tapi jangan yang jorok dong… Status yang mencerahkan, that’s better, meski risikonya gak banyak komentar masuk.
Status FB yang baik yang bagaimana…? Ya, yang bermanfaat lah… betu tidak..? Tapi kalo mau ada acuannya, ya… gunakan saja “nilai berita” (news values): aktual, faktual, penting, dan menarik. Nah, itu kita bahas nanti deh.
Sekian dulu… Maaf ya, jika ada yang tidak berkenan dengan tulisan yang baru “prolog” ini, lebih tepatnya “naskah kasar” (rough draft) atau “naskah awal” (first draft). Selengkapnya, insya Allah, next time… Wasalam.*

Indahnya Berbagi

Related Posts

Previous
Next Post »